Selasa, 17 Juli 2018

Air Bersih dan Sampah Plastik, Dua Persoalan Lingkungan yang Harus Diperhatikan



Kota Surabaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 2nd Indonesia Circular Economy Forum, pada 28-30 Juni 2018, di Grand City Convex Surabaya, Jawa Timur. Berbagai kegiatan digelar, seperti pameran pengelolaan air, limbah, dan energi, serta seminar yang membahas penanganan sampah dan limbah.

Project Manager Pameran PT. Napindo Media Ashatama, Samuel Oktaviano Wajong mengatakan, acara kali ini diikuti 250 perusahaan dari 20 negara di dunia. Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, India, China, Austria, Inggris, Denmark, Belanda, Amerika Serikat, Australia, dan sejumlah negara lain, hadir. Terutama, yang bergerak di industri pengelolaan limbah, sampah, energi, dan air.

“Ada perpipaan, pompa air, filter air, hydro pump, waste management, waste plan, dan renewable energy. Intinya, energi yang tidak akan habis, bukan fosil. Perilaku masyarakat untuk mengurangi sampah plastik diharapkan meningkat,” terangnya.

Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Sri Hartoyo mengatakan, teknologi pengolahan air baku, penjernihan air, hingga pengolahan limbah dan energi terbarukan juga diperkenalkan. “Tentunya teknologi yang dipakai sesuai karakteristik wilayah setempat, termasuk biaya operasional dan pemeliharaannya.”

Sri Hartoyo mengatakan, tantangan air bersih di Indonesia saat ini ada pada ketersediaan air baku yang tidak merata dan yang tercemar. Butuh biaya dan sumber daya untuk mengambilnya ke hulu.

Menurut dia, solusi dari kondisi ini salah satunya, melalui perbaikan lingkungan, dengan membuat waduk atau embung sebagai tangkapan atau penampungan air. Kementerian PUPR, telah melakukan penanganan simultan dan komprehensif terkait kualitas maupun kuantitas.

“Data Kementerian PUPR menyebutkan, pada tahun 2017, ketersediaan air bersih di Indonesia mencapai 72 persen. Jaringan perpipaan menjadi cara pemenuhan kebutuhan selain air tanah yang memenuhi syarat,” jelasnya.

Agung Wicaksono, Direktur Proyek PT. Napindo Media Ashatama mengatakan, banyaknya industri di Jawa Timur menjadi potensi pasar teknologi pengadaan air maupun pengelolaan limbah. “Kami berharap penggunaan teknologi dapat ditingkatkan,” katanya.